Halo semuanya, saya sudah membaca buku yang berjudul :
"Si tukang sablon" karya "seno subro" , penerbit "tiga sebangkai"

Buku ini menceritakan tentang "ribut perkara spidol" Disebuah kota kecil ampenan, lombok, dan anak anak mulai memadati jalanan. Pagi itu matahari bersinar cerah sandi bersiul di jalanan menuju sekolah ia berangkat lebih pagi daripada biasanya sandi berangkat mendahului shinta shinta adalah kakak perempuannya sita duduk di kelas 1 smp dan sandi duduk di kelas v sd, berkali-kali sandi melihat isi tasnya seolah tas itu berisi barang yang yang teramat berharga memang bagi sandi benda yang berada di dalam tasya itu adalah benda yang amat berharga baginya selain buku ,pensil ,dan bolpoin adalah beberapa spidol berwarna-warni. sandi tidak langsung pergi ke sekolah namun ia berbelok ke kandang kuda milik pak wayan. Ditilik dari namanya Pak Wayan Pasti orang Bali ,Namun ternyata beliau asli kelahiran Lombok ayah Pak wayanlah yang asli Bali tetapi pernah bermukim di Ampenan,selembar kertas gambar dan spidol dikeluarkan dari tas sandi mulai mencoret di atas kertas garis-garis itu membentuk sebuah gambar kuda tetapi sandi belum puas dengan coretannya ia mengulangi lagi di kertas lain sebuah gambar yang baru lebih baik daripada gambar pertama. Pak Wayan yang sejak tadi memperhatikan sandi mulai berkata "bagus-bagus cuma ekornya kurang mengesankan bahwa itu ekor kuda", tunjuk Pak Wayan pada bagian gambar ekor. " Iya Iya Pak Saya memang baru belaja"r sahut sandi sambil memainkan spidol berwarnanya. " ini alat melukis macam apa? ", " ini namanya spidol" jawab sandi, " "spidol atau spidol", " Spidol", " saya juga pernah diajar melukis oleh Ayahku" " Pak Wayan pandai melukis ya"ya sedikit bisa tetapi Ayahku tak lama tinggal di Lombok" " coba ajari Pak" pinta sandi "kurasa lebih pintar kamu San" Ela Pak Wayan "sungguh aku baru belajar Pak aku mulai belajar setelah mempunyai ini" ucap Sandy sambil menunjukkan spidolnya "bagus juga alat ini cocok untuk anak-anak macam kamu warna-warnanya beraneka macam dan Cemerlang bagus bagus" " Iya bagus spidolnya atau gambarnya saya" "dua-duanya" Pak Wayan menepuk bahu Sandy terasa lunak bahu sandi yang bertubuh gemuk itu. " "kepalaku tambah besar dipuji terus..." "makin besar makin pintar! " "menggambar atau pandai di sekolah ?" "kedua-duanya"." Kok dua-duanya terus! " gerutu sandi. Pak Wayan terhenyak. " kamu harus berangkat sekolah pagi ini kan jangan sampai terlambat! ". Sandi memandang Pak Wayan kemudian memandang ke timur matahari semakin meninggi sedih bergegas meninggalkan tempat itu sebuah spidol dalam kertas gambar di gemasi Tak ada satupun yang ketinggalan Pak Wayan memandang anak gemuk berjalan setengah berlari "anak gemuk itu menyenangkan diajak bicara" Gumam Pak Wayan pada dirinya sendiri. Tak Berapa lama Sandy mengawal dari pandangan Pak Wayan langkah anak gemuk itu tak kalah dengan anak-anak yang bertubuh langsing Namun ternyata sandi tetap terlambat sampai di sekolah meskipun langkahnya telah dua kali dipercepat ia terlalu lama menggambar kuda di kandang Pak Wayan pintu diketuk Pak Bakri menyilangkan Sani masuk Pak Bakrie adalah guru sandi yang paling disegani sandi tersipu malu wajah bulat itu bagai boneka mati di depan Pak Bakri. " lihat bajumu itu kenapa ada coretan merah dan biru" tanya Pak Bakrie dengan suara datar ,setenang sikap pak bakri.

Amanat : Bekerjalah tanpa berputus asa

#cd_rc_SDNPAMITRAN
#cikal2.0
#literasi
Halo semuanya, saya sudah membaca buku yang berjudul : "Si tukang sablon" karya "seno subro" , penerbit "tiga sebangkai" Buku ini menceritakan tentang "ribut perkara spidol" Disebuah kota kecil ampenan, lombok, dan anak anak mulai memadati jalanan. Pagi itu matahari bersinar cerah sandi bersiul di jalanan menuju sekolah ia berangkat lebih pagi daripada biasanya sandi berangkat mendahului shinta shinta adalah kakak perempuannya sita duduk di kelas 1 smp dan sandi duduk di kelas v sd, berkali-kali sandi melihat isi tasnya seolah tas itu berisi barang yang yang teramat berharga memang bagi sandi benda yang berada di dalam tasya itu adalah benda yang amat berharga baginya selain buku ,pensil ,dan bolpoin adalah beberapa spidol berwarna-warni. sandi tidak langsung pergi ke sekolah namun ia berbelok ke kandang kuda milik pak wayan. Ditilik dari namanya Pak Wayan Pasti orang Bali ,Namun ternyata beliau asli kelahiran Lombok ayah Pak wayanlah yang asli Bali tetapi pernah bermukim di Ampenan,selembar kertas gambar dan spidol dikeluarkan dari tas sandi mulai mencoret di atas kertas garis-garis itu membentuk sebuah gambar kuda tetapi sandi belum puas dengan coretannya ia mengulangi lagi di kertas lain sebuah gambar yang baru lebih baik daripada gambar pertama. Pak Wayan yang sejak tadi memperhatikan sandi mulai berkata "bagus-bagus cuma ekornya kurang mengesankan bahwa itu ekor kuda", tunjuk Pak Wayan pada bagian gambar ekor. " Iya Iya Pak Saya memang baru belaja"r sahut sandi sambil memainkan spidol berwarnanya. " ini alat melukis macam apa? ", " ini namanya spidol" jawab sandi, " "spidol atau spidol", " Spidol", " saya juga pernah diajar melukis oleh Ayahku" " Pak Wayan pandai melukis ya"ya sedikit bisa tetapi Ayahku tak lama tinggal di Lombok" " coba ajari Pak" pinta sandi "kurasa lebih pintar kamu San" Ela Pak Wayan "sungguh aku baru belajar Pak aku mulai belajar setelah mempunyai ini" ucap Sandy sambil menunjukkan spidolnya "bagus juga alat ini cocok untuk anak-anak macam kamu warna-warnanya beraneka macam dan Cemerlang bagus bagus" " Iya bagus spidolnya atau gambarnya saya" "dua-duanya" Pak Wayan menepuk bahu Sandy terasa lunak bahu sandi yang bertubuh gemuk itu. " "kepalaku tambah besar dipuji terus..." "makin besar makin pintar! " "menggambar atau pandai di sekolah ?" "kedua-duanya"." Kok dua-duanya terus! " gerutu sandi. Pak Wayan terhenyak. " kamu harus berangkat sekolah pagi ini kan jangan sampai terlambat! ". Sandi memandang Pak Wayan kemudian memandang ke timur matahari semakin meninggi sedih bergegas meninggalkan tempat itu sebuah spidol dalam kertas gambar di gemasi Tak ada satupun yang ketinggalan Pak Wayan memandang anak gemuk berjalan setengah berlari "anak gemuk itu menyenangkan diajak bicara" Gumam Pak Wayan pada dirinya sendiri. Tak Berapa lama Sandy mengawal dari pandangan Pak Wayan langkah anak gemuk itu tak kalah dengan anak-anak yang bertubuh langsing Namun ternyata sandi tetap terlambat sampai di sekolah meskipun langkahnya telah dua kali dipercepat ia terlalu lama menggambar kuda di kandang Pak Wayan pintu diketuk Pak Bakri menyilangkan Sani masuk Pak Bakrie adalah guru sandi yang paling disegani sandi tersipu malu wajah bulat itu bagai boneka mati di depan Pak Bakri. " lihat bajumu itu kenapa ada coretan merah dan biru" tanya Pak Bakrie dengan suara datar ,setenang sikap pak bakri. Amanat : Bekerjalah tanpa berputus asa #cd_rc_SDNPAMITRAN #cikal2.0 #literasi
85 Dilihat