Muhamad Rigan Hernandes

Muhamad Rigan Hernandes

@Rigan

  • Hallo guys balik lagi nih sama gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon. kali ini gua bakal ngelanjutin Review yang kemarin.
    ( Bab 1: Hal 21- 44 )
    Maret 1946, bertahun-tahun telah berlalu sejak kang syuhud meninggal dunia, Ketika itu usiaku 18 atau 19 tahun empat tahun tamat Vervolk school. bersama beberapa teman salah satunya kiram, saat itu aku sedang menjadi murid kiai ngumar, belajar silat. suatu malam amid dan kiram di panggil oleh kiai kumar dan diberitahu bahwa kemarin malam terdapat rapat besar di alun-alun purwokerto, yang dihadiri banyak ulama dan kiai. tetapi bukan itu yang perlu mereka tau melainkan adanya fatwa yang hebat. Dalam fatwa itu Hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan wafatnya. Beliau bilang, berperang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang baru merdeka, wajib hukumnya bagi semua orang islam. Dan siapa yang mati dalam peperangan melawan tentara Belanda yang kafir, dialah syahid. kemudian kiai ngumar meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap berperang, saat itu mereka tidak percays tentang apa yang di beritahu oleh kiai ngumar, tetapi beberapa hari kemudian kiai datang dan meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap menuju purwokerto yang jaraknya 30 kilometer untuk berperang. usai berperang amid terluka karena tertembak oleh tentara Belanda. Kiram pun mendatanginya.
    Kiram tertawa
    “Mid, kukira kita benar-benar sudah pernah perang.”
    “Apanya yang perang.”
    “Ya, kita sudah berperang. Tadi malam”
    “Belum”
    “Sudah. Buktinya, kamu tertemak. untungnya kamu tidak mati.”
    “Perang itu tembak-menembak. Nah, merekalah yang sudah menembak kita. kamu, belum satu peluru pun kamu ledakkan. Jadi kamu belum pernah perang.”
    Kiram kecut
    “Mid, bedilku kosong. Aku tak punya pelor, tahu?”
    “Jadi bedilmu cuma buat gagah-gagahan?”
    Kami tertawa.

    #cd_rc_SMPN7KotaCirebon
    Indra Nur Rohimat
    #cikal2.0
    Hallo guys balik lagi nih sama gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon. kali ini gua bakal ngelanjutin Review yang kemarin. ( Bab 1: Hal 21- 44 ) Maret 1946, bertahun-tahun telah berlalu sejak kang syuhud meninggal dunia, Ketika itu usiaku 18 atau 19 tahun empat tahun tamat Vervolk school. bersama beberapa teman salah satunya kiram, saat itu aku sedang menjadi murid kiai ngumar, belajar silat. suatu malam amid dan kiram di panggil oleh kiai kumar dan diberitahu bahwa kemarin malam terdapat rapat besar di alun-alun purwokerto, yang dihadiri banyak ulama dan kiai. tetapi bukan itu yang perlu mereka tau melainkan adanya fatwa yang hebat. Dalam fatwa itu Hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan wafatnya. Beliau bilang, berperang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang baru merdeka, wajib hukumnya bagi semua orang islam. Dan siapa yang mati dalam peperangan melawan tentara Belanda yang kafir, dialah syahid. kemudian kiai ngumar meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap berperang, saat itu mereka tidak percays tentang apa yang di beritahu oleh kiai ngumar, tetapi beberapa hari kemudian kiai datang dan meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap menuju purwokerto yang jaraknya 30 kilometer untuk berperang. usai berperang amid terluka karena tertembak oleh tentara Belanda. Kiram pun mendatanginya. Kiram tertawa “Mid, kukira kita benar-benar sudah pernah perang.” “Apanya yang perang.” “Ya, kita sudah berperang. Tadi malam” “Belum” “Sudah. Buktinya, kamu tertemak. untungnya kamu tidak mati.” “Perang itu tembak-menembak. Nah, merekalah yang sudah menembak kita. kamu, belum satu peluru pun kamu ledakkan. Jadi kamu belum pernah perang.” Kiram kecut “Mid, bedilku kosong. Aku tak punya pelor, tahu?” “Jadi bedilmu cuma buat gagah-gagahan?” Kami tertawa. #cd_rc_SMPN7KotaCirebon [Indra_nur_Rohimat] #cikal2.0
    21 Dilihat
  • Hallo teman-teman gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon balik lagi nih buat ngelanjutin review yang tadi.
    ( Bab 1: Hal 45-64 )
    usai peperangan yang telah dilalui oleh amid dan kiram beberapa hari kemudian mereka datang ke tempat pengungsian untuk membahas tentang pembentukan barisan kelompok baru yang ditujukan untuk melawan tentara Belanda yang berisi orang-orang yang selalu bersembahyang, atau kelompok tersebut dapat disebut kelompok Hizbullah. Tetapi terdapat perbedaan pendapat yaitu amid ingin bergabung dengan tentara resmi sedangkan kiram dan yang lainnya ingin membentuk barisan baru. dalam hal tersebut kiai ngumar menengahi mereka dan terus menasehatinya dan hingga setuju dan bekerja sama untuk menangkap mantri karsun sebagai mata-mata Belanda. akan tetapi pos rahasi tentara Republik di serang Belanda atas petunjuk mantri karsun, yang mendengar rencananya lalu di bocorkan kepada tentara Belanda. Kemudian amid dan kiram meminta seorang tukang perahu tambang untuk mengantarnya menyebrangi sungai. Akan tetapi mantri karsun terlepas dari belenggu dan kemudian menyelam ke dalam air dan kemudian timbul kepala seseorang dan terdengar ledakan seakan-akan terjadi perang di bawah permukaan air. Beberapa menit kemudian kiram langsung menyelam ketika mantri karsun agak di sebelah timur. kemudian amid melihat air disana berbuih-buih dan berwarna merah. amid pun memalingkan mukanya karena tidak sanggup melihat air sungai menjadi merah. Celakanya ketika amid kembali melihat ke sana, dua kepala muncuk bersama satu kepala kiran, yang lainnya kepala mantri karsun yang sudah terlepas dari tubunnya. amid pun menjerit dan melompat lalu, jatuh terduduk dilantai perahu. sepuluh tahun kemudian ternyata amid bermimpi tenteng kejadian mantri karsum dan amid seperti tak merasakan luka yang merobek kulit pahanya. aku tak bisa menjawab. kepalaku pening. lagi pula aku sangat tergoda oleh nasi, ikan asin bakar, dan cabai rawit. dan secangkir kopi panas itu.

    #cd_rc_SMPN7KotaCirebon
    Indra Nur Rohimat
    #cikal2.0
    Hallo teman-teman gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon balik lagi nih buat ngelanjutin review yang tadi. ( Bab 1: Hal 45-64 ) usai peperangan yang telah dilalui oleh amid dan kiram beberapa hari kemudian mereka datang ke tempat pengungsian untuk membahas tentang pembentukan barisan kelompok baru yang ditujukan untuk melawan tentara Belanda yang berisi orang-orang yang selalu bersembahyang, atau kelompok tersebut dapat disebut kelompok Hizbullah. Tetapi terdapat perbedaan pendapat yaitu amid ingin bergabung dengan tentara resmi sedangkan kiram dan yang lainnya ingin membentuk barisan baru. dalam hal tersebut kiai ngumar menengahi mereka dan terus menasehatinya dan hingga setuju dan bekerja sama untuk menangkap mantri karsun sebagai mata-mata Belanda. akan tetapi pos rahasi tentara Republik di serang Belanda atas petunjuk mantri karsun, yang mendengar rencananya lalu di bocorkan kepada tentara Belanda. Kemudian amid dan kiram meminta seorang tukang perahu tambang untuk mengantarnya menyebrangi sungai. Akan tetapi mantri karsun terlepas dari belenggu dan kemudian menyelam ke dalam air dan kemudian timbul kepala seseorang dan terdengar ledakan seakan-akan terjadi perang di bawah permukaan air. Beberapa menit kemudian kiram langsung menyelam ketika mantri karsun agak di sebelah timur. kemudian amid melihat air disana berbuih-buih dan berwarna merah. amid pun memalingkan mukanya karena tidak sanggup melihat air sungai menjadi merah. Celakanya ketika amid kembali melihat ke sana, dua kepala muncuk bersama satu kepala kiran, yang lainnya kepala mantri karsun yang sudah terlepas dari tubunnya. amid pun menjerit dan melompat lalu, jatuh terduduk dilantai perahu. sepuluh tahun kemudian ternyata amid bermimpi tenteng kejadian mantri karsum dan amid seperti tak merasakan luka yang merobek kulit pahanya. aku tak bisa menjawab. kepalaku pening. lagi pula aku sangat tergoda oleh nasi, ikan asin bakar, dan cabai rawit. dan secangkir kopi panas itu. #cd_rc_SMPN7KotaCirebon [Indra_nur_rohimat] #cikal2.0
    Love
    1
    1 Komentar 19 Dilihat
  • Hallo guys balik lagi nih sama gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon. kali ini gua bakal ngelanjutin Review yang kemarin.
    ( Bab 1: Hal 21- 44 )
    Maret 1946, bertahun-tahun telah berlalu sejak kang syuhud meninggal dunia, Ketika itu usiaku 18 atau 19 tahun empat tahun tamat Vervolk school. bersama beberapa teman salah satunya kiram, saat itu aku sedang menjadi murid kiai ngumar, belajar silat. suatu malam amid dan kiram di panggil oleh kiai kumar dan diberitahu bahwa kemarin malam terdapat rapat besar di alun-alun purwokerto, yang dihadiri banyak ulama dan kiai. tetapi bukan itu yang perlu mereka tau melainkan adanya fatwa yang hebat. Dalam fatwa itu Hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan wafatnya. Beliau bilang, berperang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang baru merdeka, wajib hukumnya bagi semua orang islam. Dan siapa yang mati dalam peperangan melawan tentara Belanda yang kafir, dialah syahid. kemudian kiai ngumar meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap berperang, saat itu mereka tidak percays tentang apa yang di beritahu oleh kiai ngumar, tetapi beberapa hari kemudian kiai datang dan meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap menuju purwokerto yang jaraknya 30 kilometer untuk berperang. usai berperang amid terluka karena tertembak oleh tentara Belanda. Kiram pun mendatanginya.
    Kiram tertawa
    “Mid, kukira kita benar-benar sudah pernah perang.”
    “Apanya yang perang.”
    “Ya, kita sudah berperang. Tadi malam”
    “Belum”
    “Sudah. Buktinya, kamu tertemak. untungnya kamu tidak mati.”
    “Perang itu tembak-menembak. Nah, merekalah yang sudah menembak kita. kamu, belum satu peluru pun kamu ledakkan. Jadi kamu belum pernah perang.”
    Kiram kecut
    “Mid, bedilku kosong. Aku tak punya pelor, tahu?”
    “Jadi bedilmu cuma buat gagah-gagahan?”
    Kami tertawa.

    #cd_rc_SMPN7KotaCirebon
    Indra Nur Rohimat
    #cikal2.0
    Hallo guys balik lagi nih sama gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon. kali ini gua bakal ngelanjutin Review yang kemarin. ( Bab 1: Hal 21- 44 ) Maret 1946, bertahun-tahun telah berlalu sejak kang syuhud meninggal dunia, Ketika itu usiaku 18 atau 19 tahun empat tahun tamat Vervolk school. bersama beberapa teman salah satunya kiram, saat itu aku sedang menjadi murid kiai ngumar, belajar silat. suatu malam amid dan kiram di panggil oleh kiai kumar dan diberitahu bahwa kemarin malam terdapat rapat besar di alun-alun purwokerto, yang dihadiri banyak ulama dan kiai. tetapi bukan itu yang perlu mereka tau melainkan adanya fatwa yang hebat. Dalam fatwa itu Hadratus syekh dari jawa timur mengeluarkan wafatnya. Beliau bilang, berperang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan negeri sendiri yang baru merdeka, wajib hukumnya bagi semua orang islam. Dan siapa yang mati dalam peperangan melawan tentara Belanda yang kafir, dialah syahid. kemudian kiai ngumar meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap berperang, saat itu mereka tidak percays tentang apa yang di beritahu oleh kiai ngumar, tetapi beberapa hari kemudian kiai datang dan meminta amid dan kiram untuk bersiap-siap menuju purwokerto yang jaraknya 30 kilometer untuk berperang. usai berperang amid terluka karena tertembak oleh tentara Belanda. Kiram pun mendatanginya. Kiram tertawa “Mid, kukira kita benar-benar sudah pernah perang.” “Apanya yang perang.” “Ya, kita sudah berperang. Tadi malam” “Belum” “Sudah. Buktinya, kamu tertemak. untungnya kamu tidak mati.” “Perang itu tembak-menembak. Nah, merekalah yang sudah menembak kita. kamu, belum satu peluru pun kamu ledakkan. Jadi kamu belum pernah perang.” Kiram kecut “Mid, bedilku kosong. Aku tak punya pelor, tahu?” “Jadi bedilmu cuma buat gagah-gagahan?” Kami tertawa. #cd_rc_SMPN7KotaCirebon [Indra_nur_Rohimat] #cikal2.0
    Love
    1
    20 Dilihat
  • Halo teman-teman aku balik lagi nih yang sebelumnya memposting buku yang akan aku baca yang berjudul "Lingkar tanah Lingkar air", oh ya lupa kalian pasti gak inget ya sama aku, kalo gitu sekali lagi kenalin aku Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon ingin mengeksplor buku yang telas saya baca yang berjudul "Lingkar tanah Lingkar air" Kalo gitu kita mulai.
    ↓↓
    Buku ini berkisah tentang Amid dan teman-temannya yang terseret dalam pergolakan perang mempertahankan kemerdekaan RI antara tahun 1946 - 1950 yang membawa ke dalam kancah perjuangan bersenjata. Dalam kisah ini menceritakan ke seharian Amid dan teman-temannya yang menghindari dan berjuang dalam peperangan demi mempertahankan kemerdekaan RI dan sehingga Amid dan teman-temannya pun terseret ke dalam pergolakan perang yang terjadi.
    ↓↑
    Mungkin untuk saat ini itu saja apabila ada hal yang kurang berkenan saya minta maaf dan kira akan berjumpa kembali beberapa hari atau minggu depan.
    Sekian dan terimakasih
    (\__/)
    (• _ •)
    />byeee
    #cd_e_SMPN7KotaCirebon
    Indra Nur Rohimat
    #cikal2.0
    Halo teman-teman aku balik lagi nih yang sebelumnya memposting buku yang akan aku baca yang berjudul "Lingkar tanah Lingkar air", oh ya lupa kalian pasti gak inget ya sama aku, kalo gitu sekali lagi kenalin aku Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon ingin mengeksplor buku yang telas saya baca yang berjudul "Lingkar tanah Lingkar air" Kalo gitu kita mulai. ↓↓ Buku ini berkisah tentang Amid dan teman-temannya yang terseret dalam pergolakan perang mempertahankan kemerdekaan RI antara tahun 1946 - 1950 yang membawa ke dalam kancah perjuangan bersenjata. Dalam kisah ini menceritakan ke seharian Amid dan teman-temannya yang menghindari dan berjuang dalam peperangan demi mempertahankan kemerdekaan RI dan sehingga Amid dan teman-temannya pun terseret ke dalam pergolakan perang yang terjadi. ↓↑ Mungkin untuk saat ini itu saja apabila ada hal yang kurang berkenan saya minta maaf dan kira akan berjumpa kembali beberapa hari atau minggu depan. Sekian dan terimakasih (\__/) (• _ •) />🌹byeee #cd_e_SMPN7KotaCirebon [Indra_Nur_Rohimat] #cikal2.0
    Love
    1
    1 Komentar 79 Dilihat
Cerita lainnya…