Hallo teman-teman gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon balik lagi nih buat ngelanjutin review yang tadi.
( Bab 1: Hal 45-64 )
usai peperangan yang telah dilalui oleh amid dan kiram beberapa hari kemudian mereka datang ke tempat pengungsian untuk membahas tentang pembentukan barisan kelompok baru yang ditujukan untuk melawan tentara Belanda yang berisi orang-orang yang selalu bersembahyang, atau kelompok tersebut dapat disebut kelompok Hizbullah. Tetapi terdapat perbedaan pendapat yaitu amid ingin bergabung dengan tentara resmi sedangkan kiram dan yang lainnya ingin membentuk barisan baru. dalam hal tersebut kiai ngumar menengahi mereka dan terus menasehatinya dan hingga setuju dan bekerja sama untuk menangkap mantri karsun sebagai mata-mata Belanda. akan tetapi pos rahasi tentara Republik di serang Belanda atas petunjuk mantri karsun, yang mendengar rencananya lalu di bocorkan kepada tentara Belanda. Kemudian amid dan kiram meminta seorang tukang perahu tambang untuk mengantarnya menyebrangi sungai. Akan tetapi mantri karsun terlepas dari belenggu dan kemudian menyelam ke dalam air dan kemudian timbul kepala seseorang dan terdengar ledakan seakan-akan terjadi perang di bawah permukaan air. Beberapa menit kemudian kiram langsung menyelam ketika mantri karsun agak di sebelah timur. kemudian amid melihat air disana berbuih-buih dan berwarna merah. amid pun memalingkan mukanya karena tidak sanggup melihat air sungai menjadi merah. Celakanya ketika amid kembali melihat ke sana, dua kepala muncuk bersama satu kepala kiran, yang lainnya kepala mantri karsun yang sudah terlepas dari tubunnya. amid pun menjerit dan melompat lalu, jatuh terduduk dilantai perahu. sepuluh tahun kemudian ternyata amid bermimpi tenteng kejadian mantri karsum dan amid seperti tak merasakan luka yang merobek kulit pahanya. aku tak bisa menjawab. kepalaku pening. lagi pula aku sangat tergoda oleh nasi, ikan asin bakar, dan cabai rawit. dan secangkir kopi panas itu.

#cd_rc_SMPN7KotaCirebon
Indra Nur Rohimat
#cikal2.0
Hallo teman-teman gua Muhamad Rigan Hernandes dari SMPN 7 Kota Cirebon balik lagi nih buat ngelanjutin review yang tadi. ( Bab 1: Hal 45-64 ) usai peperangan yang telah dilalui oleh amid dan kiram beberapa hari kemudian mereka datang ke tempat pengungsian untuk membahas tentang pembentukan barisan kelompok baru yang ditujukan untuk melawan tentara Belanda yang berisi orang-orang yang selalu bersembahyang, atau kelompok tersebut dapat disebut kelompok Hizbullah. Tetapi terdapat perbedaan pendapat yaitu amid ingin bergabung dengan tentara resmi sedangkan kiram dan yang lainnya ingin membentuk barisan baru. dalam hal tersebut kiai ngumar menengahi mereka dan terus menasehatinya dan hingga setuju dan bekerja sama untuk menangkap mantri karsun sebagai mata-mata Belanda. akan tetapi pos rahasi tentara Republik di serang Belanda atas petunjuk mantri karsun, yang mendengar rencananya lalu di bocorkan kepada tentara Belanda. Kemudian amid dan kiram meminta seorang tukang perahu tambang untuk mengantarnya menyebrangi sungai. Akan tetapi mantri karsun terlepas dari belenggu dan kemudian menyelam ke dalam air dan kemudian timbul kepala seseorang dan terdengar ledakan seakan-akan terjadi perang di bawah permukaan air. Beberapa menit kemudian kiram langsung menyelam ketika mantri karsun agak di sebelah timur. kemudian amid melihat air disana berbuih-buih dan berwarna merah. amid pun memalingkan mukanya karena tidak sanggup melihat air sungai menjadi merah. Celakanya ketika amid kembali melihat ke sana, dua kepala muncuk bersama satu kepala kiran, yang lainnya kepala mantri karsun yang sudah terlepas dari tubunnya. amid pun menjerit dan melompat lalu, jatuh terduduk dilantai perahu. sepuluh tahun kemudian ternyata amid bermimpi tenteng kejadian mantri karsum dan amid seperti tak merasakan luka yang merobek kulit pahanya. aku tak bisa menjawab. kepalaku pening. lagi pula aku sangat tergoda oleh nasi, ikan asin bakar, dan cabai rawit. dan secangkir kopi panas itu. #cd_rc_SMPN7KotaCirebon [Indra_nur_rohimat] #cikal2.0
Love
1
1 Komentar 84 Dilihat